Langsung ke konten utama

DEMOKRASI MANIPULASI

DEMOKRASI TOPENG MANIPULASI DI NEGERI INI




Kita mengetahui bersama  kata ‘’DEMOKRASI” adalah sebuah kata yang tidak lagi asing di telinga kita, seakan kata demokrasi merupakan sebuah makanan pokok yang setiap harinya harus kita konsumsi.  Dari dahulu sampai sekarang ketika kita di tanyai tentang apa sih DEMOKRASI??, kita pasti menjawab “Demokrasi adalah dari rakyat Oleh rakyat Untuk rakyat”. Hidup Rakyat!!!. Eh ini mau demo atau apaan ya. Hehe. Sorry cuy khilaf, kita lanjut lagi ke yang atas. Kalau demokrasi di artikan dengan pemahaman yang lurus lurus aja ni berarti, semua rakyat  membuat hukum, memutuskan hukum, terus dia yang di hukum. Gitu ya? So pasti nggak dong . Kebanyakan di Negara yang menganut paham demokrasi menerapkan TRIAS POLITICA. Trias Politica bukan nama orang loh. Hehe akan tetapi  Trias Politica adalah system pemerintahan yang di dalam nya ada Legislatif, Eksekutif dan juga Yudikatif. Layaknya di Indonesia, Rakyat mempunyai  wakil di pemerintahan yakni DPR (Dewan Perwakilan Rakyat). Tuh kan hebat kita ya punya wakil, sampai sampai wakil kita punya mobil bagus, pakai pakaian rapi, kalau rapat rajin banget. lah kita???  Serasa kaya mereka bukan wakil ya tapi kaya Raja yang berwajah wakil doang. Nah disini timbul sebuah pertanyaan, Demokrasi seperti  apakah yang di gunakan di Negara kita sebenarnya? Pastinya DEMOKRASI PANCASILA, atau DEMOKRASI ISLAMIYAH? Atau DEMOKRASI MANIPULASI??. Mari kita bahas secara bersama cuy.
Yang namanya Demokrasi tidak akan pernah terlepas  pada suatu  perpolitikan. Kita ketahui bahwa di Negara kita ini bukan HIGH POLITIC akan tetapi  LOW POLITIC, politik yang sangat lemah, sebelum kita bahsas yang lebih dalam saya ingin membagi sedikit pengalaman kepada teman teman sekalian. Saya pernah membaca blog teman saya yang berjudul “Apakah Agama Penyebab Perpecahan” kalau menurut saya bukan Agama yang menjadi suatu permasalahan terbesar dan terkonkrit saat ini. Permasalahan terbesar adalah POLITIK di negeri kita ini, Politik seperti apa yang di terapkan? Sehingga Agama pun sudah di politikan. Kalau kita ingin melirik dan meniru negara ADI DAYA yaitu Amerika Serikat, mereka menerapkan system Demokrasi yang sama dengan kita akan tetapi hal yang paling mencolok yang dapat kita ambil perbedaannya adalah di AMERIKA SERIKAT itu hanya mempunyai  2 Partai, sekali lagi saya ulangin 2 PARTAI. LAH kalau di Indonesia mungkin 2 juga ya 2 lebih 8 alias 10. Bayangin sepuluh cuy, kalau istilah saya untuk pembagian kekuasaan dapat merata walaupun tidak begitu merata dengan adanya 2 partai tersebut karena apa, permasalahan seperti ini tidak dapat kita hilangkan tapi bagaimana cara meminimalisirnya. Sedangkan di Indonesia banyak Partai pembagian nya bingung, di sisi lain ada sebuah partai yang memenangkan pemilu dan partai lain mempunyai kepentingan mereka masing masing, maka dengan cara apapun mereka akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan kepentingan mereka.  Nah di sini lah suatu DEMOKRASI MANIPULASI mulai beroperasi.


Jumlah Kursi di DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
1. PDIP (109 kursi)
2. Golkar (83 kursi)
3. Gerindra (67 kursi)
4. Demokrat (57 kursi)
5. PKB (51 kursi)
6. PAN (44 kursi)
7. PKS (40 kursi)
8. NasDem (39 kursi)
9. PPP (39 kursi)
10. Hanura (31 kursi)
Pada dasarnya mereka yang menaiki dan menduduki kursi itu mempunyai utang budi kalau bahasa saya, dan dari data di atas saya mengatakan bahwa Indonesia bukan NEGARA DEMOKRASI tapi NEGARA MANIPULASI. Bangsa kita mempunyai Ideologi yang sangat berfilosofis dan atas living reality bangsa kita yang dahulunya mempunyai semangat juang sama karena sama-sama di jajah, lah sekarang bagaimana akan semangat penuh belum pernah merasakan dan tidak sama sekali merasakan darah juang para pahlwan kita, semangat berjuang dengan kepentingan PARTAI nya masing-masing. Negara kita juga mempunyai  Sistem yang baik akan tetapi CUKONG-CUKONG BLOON lah yang membuat tatanan kehidupan kita, DEMOKRASI hanya sebagai MANIPULASI , KEKUASAAN  dan UANG menjadi penyelesai segalanya bukan lagi HUKUM, walaupun HUKUM ada tapi seperti  tiada karena HUKUM telah diPOLITIKAN.
Nah dari permasalahan seperti yang di atas, kita selaku pemuda yang masih mempunyai pemikiran yang luas tidak sepatutnya kita tidak memikirkan SOLUSI akan hal ini, saya selalu merenung memikirkan solusi tapi apalah daya, hanya ucapan belaka dan mungkin tidak di dengar. Saya mempunyai formula buat bangsa kita ini dengan hal yang sangat sederhana dana simple, yakni:
Jadikan Demokrasi Presidensial (dengan syarat presiden harus independen)
Hapuskan banyak partai di Negara kita, menjadi 2 saja (agar pembagian kekuasaan dan “ratu politik” tidak semakin memburuk
Yang ingin menjadi Dewan Perwakilan Rakyat harus membayar kepada Negara.

Mungkin ini formula singkat dari saya gaes, selamat memikirkan solusi ke depan bangsa kita ini. Salam hangat dari saya, pemuda adalah harapan masa depan bangsa, kita butuh OTAK bukan OTOT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH "SEJARAH PERADILAN PADA MASA BANI ABBASIYAH"

MAKALAH SEJARAH PERADILAN ISLAM “Sejarah Peradilan Bani Abbasiyah” Di Sususn Oleh: Ilham Fakhrun Aulia (16210026) Dosen Pengampu: Erfaniah Zuhriah, S,Ag. M.H UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SYARIAH JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM 2016/2017 KATA PENGANTAR             Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan Rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradilan islam. Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua maupun teman-teman, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mampu memperluas pengetahuan mengenai Peradilan P

Agama Dan Budaya

Agama Dan Budaya Dalam Pergumulan Sosial Pendahuluan             Keyakinan manusia yang mengarah kepada praktek mempersonifikasikan alam sebagai tuhan ( mitoligi alam ), mempersonifikasikan roh-roh leluhur sebagai tuhan ( animsme), maupun meyakini benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan magis( dinamisme ), tidaklah bisa dihindari lagi. Sekalipun dalam keyakinan mereka yang paling dalam tetap mengatakan bahwa perilaku ini tidaklah berarti politeisme atau sirik, karena adanya tuhan yang maha esa, bagi mereka tidaklah disangkal. Karena itu, manusia bisa saja menyembah benda-benda hidup, tumbuhan, berhala, tuhan yang ghaib, seorang manusia yang kudus, atau suatu karakter yang jahat. Manusia bisa saja menyembah yang mereka miliki, namun dalam batin mereka tetap mampu membedakan keyakinan-keyakinan religious itu dari yang bukan religious. Sebab dorongan manusia untuk menyembah tuhan merupakan suatu keniscayaan yang pasti. Mayoritas manusia, baik terus menerus maupun sesekali saja,