Langsung ke konten utama

PERAN PEMUDA DI ERA GLOBALISASI

PERAN PEMUDA DI ERA GLOBALISASI
“GIVE FOR ME TEN YOUNG MEN, I WILL SHAKE THE WORLD”
BERIKAN AKU SEPULUH PEMUDA MAKA AKAN AKU GONCANGKAN DUNIA

(THE FOUNDING
FATHER INDONESIA, SOEKARNO)

Kata di atas merupakan kata yang familiar bagi kita terutama kita para pejuang muda, Salam hangat dari saya selaku pemuda yang ingin maju bersama-sama dengan saudara sekalian, keringat kita adalah suatu hal yang harus membasahai tubuh kita baik untuk berpikir dan bergerak. Pemuda dahulu para pahlawan dan pejuang kita telah membuktikan perannya di masa, di mana tetesan darah dan keringatlah yang sangat di butuhkan dari mereka. Gerakan-gerakan pemuda pada masa itu banyak sekali, seperti BUDI UTOMO, YOUNG JAVA, YOUNG SUMATERA dsb, menunjukan bahwa persatuan dan semangat yang ada di darah para pejuang muda atau pemuda masih mengalir di setiap aliran darah dan hembusan nafas mereka. Dan pada akhirnya mereka di satukan dengan SUMPAH PEMUDA. Tidak sedikit jasa dan berkat tangan atau usaha para pemuda lah tercetus sejarah yang luar biasa, seperti salah satu hal yang paling nyata adalah usaha pemuda mempercepat kemerdekaan, yang mana golongan muda dan golongan tua sempat berseteru akan hal ini. Dari tokoh muslim, ada seorang tokoh muda yang namanya sangat populer dan terkenal di karenakan jasa dan usahanya sehingga menaklukan konstantinopel, yaitu Muhammad Al Fatih yang pada saat itu masih berusia 17 tahun. Nyata bahwa pemuda menjadi pencetak dan membuat sejarah yang membesar di masanya, akan tetapi terjadi nya suatu sejarah yang mereka lukiskan tidak semena-mena seperti membalikan telapak tangan tetapi membutuhkan suatu perjuangan dan pengorbanan karena pada hakikatnya hidup ini adalah perjuangan yang membutuhkan pengorbanan. Para pemuda menjadikan PERGERAKAN dan BERPIKIR akan suatu hal tersebut.
Maka pada era sekarang ini kita pemuda selalu sebagai garda terdepan dalam hal “apapun”, pemuda sebagai agen of change, agen of control, moral force dan lain sebagainya, baik dan buruknya suatu bangsa berada di tangan pemuda. Di era globalisasi saat ini kita membutuhkan pemikiran yang kuat daya saing yang ketat, zaman serba teknologi. Di zaman sekarang ini kita telah di jajah dan di racuni dengan 3 F, yakni FASHION, FOOD, FUN. Dari lini apapun kita sudah terjebak akan hal itu, dan mirisnya lagi kebanyakan para pemuda kita tidak sadar telah terseret akan hangatnya hal tersebut. Sekarang bukan zaman nya perang dengan OTOT aka tetapi sekarang adalah zaman dimana kita harus bereperang dengan OTAK, semangat para pemuda dahulu merata karena mereka merasakan sama-sama di jajah, dan hal itu kembali terasakepada kita sebenarnya akan tetapi karena pemikiran yang di jaajah maka tidak tampak dengan DZAHIR atau nyata. Kebanyakan pemuda terutama di kalangan mahasiswa mengalami dekadensi moral yang sangat parah, mahsiswa hanya mengenal AKSI tapi tak mengenal REAKSI, padahal 1000 masa aksi dapat di kalahkan dengan 3 yang paham akan adanya reaksi. Kita butuh dan sangat butuh aksi tapi kita sepatunya tahu dan kritis sebelum ke Aksi yaitu dengan berpikir komprehensif. DEMO lah diri ini terlebih dahulu sebelum men DEMO apa yang biasa di DEMO. Di era sekarang ini membutuhkan pemikiran yang aktif, dengan tindakan yang kreatif dan inovatif.
Seandainya ingin mengancurkan suatu bangsa ada tiga caranya (1). Racuni  pemuda nya, (2). Putuskan hubungan dengan atasannya, (3). Lupakan pada sejarah bangsanya. Sahabat-sahabat ku marilah kita buka cakrawala dan pengetahuan yang lebih luas akan hal ini, saat ini kita harus BERPERANG , tapi bukan berperang dengan mengangkat senjata tapi berperang mengangkat pemikiran dan kreatifitas kita. Kita harus memadukan ketiga unsur yakni IQ (INTELEKTUAL QUESTION), EQ (EMOTIONAL QUESTION) , dan SQ (SPIRITUAL QUESTION). Dari ketiga hal tersebut, saya lebih cenderung kepada spiritual question, karena apa? Para pemuda yang berjiwa besar adalah pemuda yang berjiwa lemah di depan tuhan nya. Agama adalah tombak kekuatan terbesar kita wahai para pejuang muda, semua agama mengajarkan berbuat kebaikan bagi diri sendiri dan kemanfaatan bagi semua orang, pikiran kita pergeran kita harus selalu dalam koridor yang agama tetapkan.
Mari kita sisingkan lengan baju kita, kita basahai tubuh kita dengan keringat yang berguna bagi bangsa dan agama kita, setidaknya tetesan keringat ini menjadi sebuah saksi dimana kita termasuk salah satu orang yang berjuang demi bangsa dan Negara kita. Berpikir dan terus berdzikir lalu kita terapkan dengan sebuah amal yang dapat kita lakukan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH "SEJARAH PERADILAN PADA MASA BANI ABBASIYAH"

MAKALAH SEJARAH PERADILAN ISLAM “Sejarah Peradilan Bani Abbasiyah” Di Sususn Oleh: Ilham Fakhrun Aulia (16210026) Dosen Pengampu: Erfaniah Zuhriah, S,Ag. M.H UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS SYARIAH JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM 2016/2017 KATA PENGANTAR             Segala puji hanya milik Allah SWT, Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan Rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradilan islam. Dalam penyusunan tugas atau makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua maupun teman-teman, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi. Makalah ini disusun agar pembaca dapat mampu memperluas pengetahuan mengenai Peradilan P

DEMOKRASI MANIPULASI

DEMOKRASI TOPENG MANIPULASI DI NEGERI INI Kita mengetahui bersama  kata ‘’DEMOKRASI” adalah sebuah kata yang tidak lagi asing di telinga kita, seakan kata demokrasi merupakan sebuah makanan pokok yang setiap harinya harus kita konsumsi.  Dari dahulu sampai sekarang ketika kita di tanyai tentang apa sih DEMOKRASI??, kita pasti menjawab “Demokrasi adalah dari rakyat Oleh rakyat Untuk rakyat”. Hidup Rakyat!!!. Eh ini mau demo atau apaan ya. Hehe. Sorry cuy khilaf, kita lanjut lagi ke yang atas. Kalau demokrasi di artikan dengan pemahaman yang lurus lurus aja ni berarti, semua rakyat  membuat hukum, memutuskan hukum, terus dia yang di hukum. Gitu ya? So pasti nggak dong . Kebanyakan di Negara yang menganut paham demokrasi menerapkan TRIAS POLITICA. Trias Politica bukan nama orang loh. Hehe akan tetapi  Trias Politica adalah system pemerintahan yang di dalam nya ada Legislatif, Eksekutif dan juga Yudikatif. Layaknya di Indonesia, Rakyat mempunyai  wakil di pemerintahan yakni DPR (D

Agama Dan Budaya

Agama Dan Budaya Dalam Pergumulan Sosial Pendahuluan             Keyakinan manusia yang mengarah kepada praktek mempersonifikasikan alam sebagai tuhan ( mitoligi alam ), mempersonifikasikan roh-roh leluhur sebagai tuhan ( animsme), maupun meyakini benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan magis( dinamisme ), tidaklah bisa dihindari lagi. Sekalipun dalam keyakinan mereka yang paling dalam tetap mengatakan bahwa perilaku ini tidaklah berarti politeisme atau sirik, karena adanya tuhan yang maha esa, bagi mereka tidaklah disangkal. Karena itu, manusia bisa saja menyembah benda-benda hidup, tumbuhan, berhala, tuhan yang ghaib, seorang manusia yang kudus, atau suatu karakter yang jahat. Manusia bisa saja menyembah yang mereka miliki, namun dalam batin mereka tetap mampu membedakan keyakinan-keyakinan religious itu dari yang bukan religious. Sebab dorongan manusia untuk menyembah tuhan merupakan suatu keniscayaan yang pasti. Mayoritas manusia, baik terus menerus maupun sesekali saja,